Rabu, 07 Desember 2011

TUGAS MID BELAJAR PEMBELAJARAN3

HUKUMAN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAARAN

I. Pengertian Hukuman

Penganut teori behaviorist menganggap hukuman sebagai salah satu cara untuk memperbaiki tingkah laku, namun mareka beranggapan bahwa hukuman bukan meruoakan alat pengelolaan kelas yang efektif. Bahkan mereka menyebut bahwa hukuman sebagai penggunaan stimulus yang tidak menyenangkan untuk mengurangi atau menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.

Susan O Leary dan K Daniel O Leary mendefenisikan hukuman sebagai suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perbuatan atau konsekwensi dari suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perbuatan itu dimasa yang akan datang atau perbuatan stimulus yang tidak disukai sebagai akibat dari perbuatannya.

Batasanpengertian hukuman dapat ditegaskan bahwa hukuman harus bersifat educatif dan tidak boleh bersifat pemuas luapan emosi guru atau tidak boleh sebagai balas dendam serta pelampiasan rasa benci guru terhadap siswa. Dalam konteks situasi belajar mengajar hukuman yang digunakan harus ada hubungannya dengan situasi belajar siswa. Hukuman yang diluar konteks belajar mengajar merupakan suatu perbuatan yang tidak terpuji guru, karena hukuman pada hakekatnya ditujukan untuk memperlancar dan tercapainya tujuan instruksional yang diharapkan.

Dalam menjatuhkan hukuman terhadap siswa guru harus paham makna hukuman yang ditimpakan terhadap siswanya. Guru dalam menghukum hendaknya berpedoman kepada “dihukum karena telah bersalah dan dihukum agar tidak lagi berbuat salah”. Dalam menjatuhkan hukuman terhadap siswa perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Kapan hukuman itu dipergunakan

- Terhadap siapa hukuman itu diberikan (laki-laki atau prempuan)

- Bagaimana hukuman itu dilaksanakan

- Dimana hukuman itu dilaksanakan

- Sudah pantaskan hukuman itu dijatuhkan.

Berbagai bentuk hukuman dapat dilaksanakan guru terhadap siswanya yang melanggar aturan, akan tetapi guru perlu menyadari berapa hal sebelum memutuskan hukuman, yaitu :

- Hukuman tidak boleh diberikan dalam keadaan marah

- Hukuman tidak boleh diberikan sebagai pembalasan dendam

- Hukuman yang diberikan memberikan efek yang positif terhadap perobahan tingkah laku siswa.

Selain itu untuk meminimalkan efek sampingan dari hukuman yang diberikan terhadap siswa perlu pula diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Gunakan hukuman hanya bila betul-betul perlu, dan jangan terlalu sering menggunakan hukuman.

b. Jelaskan kepada siswa kenapa ia dihukum

c. Berikan segi pengukuhan positif dari hukuman itu

d. Dorong siswa untuk meninggalkan tingkah laku yang menyebabkan ia dihukum/

e. Hindarkan hukuman fisik

f. Hukumlah sesuatu perbuatan di saat ia baru mulai, dan hindarkan menghukum sesudah perbuatan itu selesai dikerjakannya.

g. Hukumlah individu yang berbuat salah, dan jangan mengumumkan hukuman kepada siswa yang tidak bersalah.

Jika guru menghukum siswa yang dihukum adalah prilaku siswa yang menyimpang bukan individu, artinya jika ingin membenci, maka bencilah perbuatannya jangan benci individunya.

II. Teknik-teknik Hukuman

Hukuman dapat diberikan guru berupa :

Ø Tatapan mata yang tajam kepada siswa

Ø Nasehat-nasehat, teguran dan kecaman

Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara :

Pelanggaran pertama : Nama siswa ditulis dalam buku pelanggaran

Pelanggaran kedua : Siswa mendapat peringatan tertulis

Pelanggaran ketiga : Siswa disuruh menghadap wali kelas atau kepala sekolah.

Pelanggaran keempat : Memanggil orang tua siswa ke sekolah

Pelanggaran kelima : Menskor siswa untuk beberapa hari, dsb.

Disamping itu guru juga mempertimbangkan teknik menghukum langsung :

1. Menghilangkan hak privilege

Siswa yang menyimpang atau sudah berulangkali ditegur atau dinasehati namun tetap juga tidak berobah, guru dapat menjatuhkan hukuman dengan mencabut hak-hak istimewanya seperti :

- Tidak mendapat kesempatan dalam pembagian sesuatu

- Tidak boleh ikut kegiatan-kegiatan tertentu.

Kehilangan hak ini biasanya akan diikuti dengan tindakan menentang atau pembangkangan, maka guru harus tetap waspada dan secara bijaksana menyakinkan siswa yang bersangkutan tentang kenapa dia kehilangan haknya itu. Apabila guru dapat meyakinkan siswa sehingga dia paham dengan jelas apa yang diharapkan darinya maka dia akan ikhlas menerimanya dengan rasa tanggung jawab.

2. Menuslis sekian kali

Ada pula guru yang memberikan hukuman dengan cara meminta siswa menulis sekian kali kata-kata atau kalimat hukuman. Jika teknik ini mempunyai efek yang riil maka cara ini dapat digunakan asalkan tidak terlalu banyak.

3. Penahanan di kelas

Sebagai hukuman atas perbuatannya siswa adakalanya ditahan oleh guru di kelas, misalnya tidak boleh keluar main-main atau tidak boleh pulang setelah habis jam pelajaran. Teknik ini mungkin akan lebih efektif apabila diikuti dengan penugasan sebagai kompensasi (ganti rugi) atas kelalaianna.

4. Hukuman fisik

Dalam sekolah modern sekarang ini hukuman fisik adalah sesuatu yang dihindarkan, karena hanya akan mendatangkan problema baru.

Bagaimana pendapat anda tentang bentuk-bentuk hukuman di atas, terutama hukuman fisik, dan apakah masih ada bentuk hukuman lain yang pernah anda lihat pelaksanaannya di sekolah. Dan mana hukuman yang paling efktif menurut pendapat anda.

5. Penugasan

Memberikan hukuman terhadap siswa dalam bentuk penugasan bukan hanya merupakan suatu fungsi managerial seorang guru, tetapi juga merupakan methode pengajaran yang dapat dipergunakan untuk mengefektifkan pelajaran yang diberikan.

Dalam pelaksanaannya guru harus dapat memperhatikan, bahwa tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan siswa, selain itu perlu pula dipertimbangkan.

a. Kwantitas, yaitu banyaknya tugas yang dibebankan, jangan terlalu banyak, sedikit tapi efektif.

b. Frekwensi, jangan terlalu sering memberikan tugas, sesuaikan dengan tujuan pelajaran, situasi dan kondisi.

c. Konsekwensi, guru harus disiplin memeriksa dan menjalankan konsekwensi yang akan dijatuhkan jika tugas itu tidak dikerjakan.

Penanggulangan Pelanggaran Disiplin

Ada berbagai cara yang dapat ditempuh untuk menanggulangi pelanggaran disiplin. Car ayang dapat ditempuh antara lain :

I. Tindakan Preventif

Tindakan pencegahan agar tidak timbul pelanggaran disiplin dapat ditempuh dengan cara “mengenal siswa” secara mendalam. Makin baik guru mengenal siswanya makin dapat guru mencegah timbulnya masalah pelanggaran disiplin. Sebab dengan kenalnya guru secara mendalam tentang siswanya, akan semakin cepat guru mengantisipasi prilaku yang mungkin menyimpang dari yang diharapkan.

Setiap siswa pada dasarnya mempunyai daya dan tenaga untuk mengontrol dirinya. Pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya merupakan salah satu usaha penanggulangannya terhadap pelanggaran disiplin. Untuk mengenal siswa dapat dipakai berbagai cara/alat yang sederhana, yaitu :

a. Interest inventory merupakan acra sederhana yang dapat dibuat guru. Alat ini berupa sejumlah pertanyaan tentang buku-buku apa saja yang senang dibaca siswa, hobynya, favoritnya, apa yang dikerjakan siswa pada waktu senggang, ap ayang paling disenangi pada acara TV, guru yang disenangi dan sebagainya.

b. Sosiogram yang dibuat dalam rangka melihat bagaimana persepsinya terhadap hubungan sosio psikologis dengan teman-temannya. Sosiogram ini biasanya juga berupa daftar pertanyaan tentang pergaulannya di sekolah, teman yang disenanginya seperti apa, yang tidak disukainya dan sebagainya.

c. Feedback letter dimana siswa diminta untuk menulis surat atau membuat suatu karangan tentang perasaannya terhadap sekolah atau apa yang diinginkannya pada saat pertama memulai sekolah.

Sebagai seorang calon guru tentu anda dapat membuat cara-cara sederhana di atas untuk mengenal siswa anda, silahkan anda membuatnya dan setelah dibuat diujicobakan terhadap teman-teman anda sehingga andapun dapat memberikan suatu penilaian terhadap yang menjawab alat sederhana tersebut.

II. Tindakan Korektif

Dalam kegiatan pengelolaan bertindak cepat dan tepat sangat perlu. Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan siswa yang menyimpang secepat dan setepat mungkin. Guru harus mengingatkan siswa kepada tata tertib yang telah disepekati bersama dan konsekwensinya serta harus dapat menjalankan sanksi yang seharusnya diberikan kepada pihak yang melanggar.

Kegiatan ini juga ditujukan untuk memonitor efektifitas tata tertib yang dibuat, serta dapat meninjau kembali kalau aturan tersebut tidak lagi relevan. Untuk melakukan tindakan korektif ini ada beberapa pertimbangan bagi guru :

1. Lakukan tindakan bukan dengan ceramah

Apabila dijumpai tingkah laku siswa yang mengganggu ketenangan dan ketertiban kelas lakukan tindakan menghendatikan kegiatan tersebut dengan cepat dan tepat. Cata berteriak atau berceramah pada saat itu malah akan membuat siswa bimbang. Cara-cara komunikasi non verbal akan lebih efektif daripada cara verbal, seperti dengan gerakan mata, tangan, bagi dan sebagainya.

2. Do Not Bargain

Tidak ada untungnya jika terjadi pelanggaran tata tertib, kemudian mencari siapa yang salah, atau membuka forum dialog untuk mendiskusikan aturan tata tertib. Guru harus segera menghentikan tindakan tersebut tanpa membuka dialog tentang siapa yang salah atau aturan yang kurang. Hentikan tindakan yang menyimpang tersebut dengan tindakan.

3. Gunakan kontrol kerja

Mungkin banyak diantara hal-hal yang belum tercakup dalam aturan yang disepakati dalam kelas, kewajiban guru adalah dengan usaha menghindari hal tersebut dengan kontrol sosial. Pendekatan guru terhadap siswa sangat membantu guru dalam menertibkan kelas, karena semakin dekat siswa dengan guru semakin kecil kesempatan bagi siswa untuk berbuat nakal dan melanggar tata tertib.

4. Nyatakan peraturan dan konsekwensinya

Bila ada sisa yang melanggar tata tertib secara cepat guru menjelaskan aturan yang dilanggarnya dan mengkomunikasikan pula konsekwensi dari perbuatannya, dan segera melakukan tindakan-tindakan ini biasanya dilakukan secara bertahap, peringatan teguran dan seterusnya.

Dalam menjalankan sanksi yang akan diberikan guru hendaknya cukup tegas dan berwibawa dan hendaknya dihindarkan hal-hal atau tindakan yang membuat malu siswa di depan teman-temannya. Pernyataan peraturan dan konsekwensi pelanggaran harus didengar oleh teman-temannya.

Dalam menjatuhkan konsekwensi atau hukumannya guru dapat memperhatikan beberapa hal, antara lain :

a. Pilihlah dan pakailah konsekwensinya yang paling ringan dalam pengelolaan seperti teguran, peringatan, memberi tuga stambahan hindari pemberian sanksi yang memberatkan aturan yang berupa hukuman.

b. Jika ternyata satu sanksi atau sanksi yang pertama kita pilih tidak efektif pindahlah ke sanksi lainnya yang diperkirakan akan lebih efektif.

c. Tidak tertutup kemungkinan bagi siswa untuk memilih alternatif sanksi yang sudah disepakati sebagai konsekwensi dari pelanggaran yang dibuatnya.

d. Ingat bahwa pelaksanaan konsekwensi atas pelanggaran terhadap tata tertib tidak dimaksudkan untuk menghukum.

e. Konsekwensinya dibuat untuk mengelola tindakan yang melanggar aturan pada saat tertentu. Besok adalah hari lain, satu konsekwensi hanya berlaku hari ini dan saat ini.

Dalam kegiatan, pengelolaan dibutuhkan satu kegiatan monitoring, kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan alternatif yang mana yang terbaik untuk dilakukan. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara :

- Guru mendiagnosis apakah problem itu bersumber dari anak-anak atau dari kondisi yang tidak menyenangkan.

- Mengambil tindakan yang sesuai dengan hasil diagnosis/monitoring untuk memperbaikinya.

TUGAS

Petunjuk

1. Baca referensi di atas

2. Tugas di kumpul pada pertemuan yang akan datang

3. Tugas di buat pada kertas doble folio

Soal

Dewasa ini guru sering mendapat sorotan jika memberikan hukuman kepada siswa, sementara siswa sekarang cendrung untuk sangat berani dengan guru. Jika pada suatu saat anda menemukan kejadian dimana pada saat pergantian jam pelajaran, anda masuk kelas baru, sesampai di kelas tersebut anda menjumpai siswa yang sedang berkejar kejaran dalam kelas, sampai naik ke atas meja mereka kejer2an. Sesampai anda di dalam kelas siswa yang berkejar kejaran tersebut tidak berhenti, bahkan tidak peduli dengan kehadiran anda sebagai gurunya.

Apa tindakan yang anda lakukan, berikan alasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar